disecarik kertas lusuh ini
seonggak tubuh terbaring
ribuan tetes air mata mengalir
menyerupai sungai tua karya nenek moyang
petuah leluhur menjadi alasan
tuk ramaikan dunia dengan terka
bunyi bunyi lisan mengguruh diawan
munajat mengantarkan jiwa
jalan buntu peradaban tersentak
jalan pulang berbelok arah
jiwa setia meronta
berteriak ingin pulang
menghadap tuhan dengan terka
gelap sudang pandangan manusia
dalam bijana kehidupan fana
tapak jejak usang melanda
kuburan zaman mulai berkata kata
berharap tuhan memanggil
tapi tuhan hendak bercerita
tentang harga sebuah ukuran
ketika bumi dibalikkan
ketika jasad menjadi tulang belulang
gunung gunung bertabrakan
manusia masih saja tak ingat tuhan
kuburan zaman
tertutup cahaya terang
seonggak tubuh terbaring
ribuan tetes air mata mengalir
menyerupai sungai tua karya nenek moyang
petuah leluhur menjadi alasan
tuk ramaikan dunia dengan terka
bunyi bunyi lisan mengguruh diawan
munajat mengantarkan jiwa
jalan buntu peradaban tersentak
jalan pulang berbelok arah
jiwa setia meronta
berteriak ingin pulang
menghadap tuhan dengan terka
gelap sudang pandangan manusia
dalam bijana kehidupan fana
tapak jejak usang melanda
kuburan zaman mulai berkata kata
berharap tuhan memanggil
tapi tuhan hendak bercerita
tentang harga sebuah ukuran
ketika bumi dibalikkan
ketika jasad menjadi tulang belulang
gunung gunung bertabrakan
manusia masih saja tak ingat tuhan
kuburan zaman
tertutup cahaya terang